Jenis Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit Dan Cara Penangannya

Tanaman sawit (Elaeis guineensis) adalah tanaman tropis yang tumbuh di sebagian besar daerah tropis di seluruh dunia, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Amerika Latin. Tanaman ini digunakan untuk produksi minyak sawit yang digunakan dalam berbagai produk konsumen, seperti makanan, minuman, kosmetik, dan bahan bakar.

Tanaman sawit adalah tanaman perkebunan yang penting bagi perekonomian di banyak negara, terutama di Asia Tenggara. Tanaman ini tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan yang tinggi dan suhu yang stabil antara 25-28 derajat Celsius.

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia.

Cerahnya prospek komoditi minyak sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong Pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan ekspor minyak kelapa sawit.

Namun kendala yang sering terjadi dilapangan adalah produksi kelapa sawit yang tidak stabil, naik turun. Pada tanaman kelapa sawit diketahui terdapat beberapa jenis penyakit yang tidak bisa dianggap remeh.

Baca Juga: Tips Pemberian Pupuk Pada Tanaman Kelapa Sawit

Penyakit kelapa sawit bisa menyerang pada seluruh bagian tanaman, mulai dari akar, batang, dan pucuk tanaman.

Beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman sawit antara lain:

1. Ganoderma Basal Stem Rot (BSR): BSR disebabkan oleh jamur Ganoderma boninense dan menyebabkan kerusakan pada batang sawit. Tanaman yang terinfeksi akan mengalami kelangkaan nutrisi dan air, yang menyebabkan pembusukan pada pangkal batang dan akhirnya mengakibatkan kematian tanaman.

2. Phytophthora Palm Disease (PPD): PPD disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan menyebabkan kerusakan pada akar sawit. Tanaman yang terinfeksi PPD akan mengalami kehilangan akar, yang menyebabkan kelangkaan nutrisi dan air dan akhirnya menyebabkan kematian tanaman.

3. Fusarium Wilt: Fusarium wilt disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f. sp. elaeidis dan menyebabkan kerusakan pada sistem pembuluh tanaman sawit. Tanaman yang terinfeksi akan mengalami kelangkaan nutrisi dan air, yang menyebabkan kematian tanaman.

4. Bud Rot: Bud rot disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan menyebabkan kerusakan pada titik tumbuh dan daun tanaman sawit. Tanaman yang terinfeksi akan mengalami kelangkaan nutrisi dan air dan akhirnya mengakibatkan kematian tanaman.

5. Pestalotiopsis Leaf Spot: Pestalotiopsis leaf spot disebabkan oleh jamur Pestalotiopsis palmarum dan menyebabkan kerusakan pada daun tanaman sawit. Tanaman yang terinfeksi akan mengalami kehilangan daun, yang dapat mengurangi pertumbuhan dan hasil sawit.

Untuk mencegah dan mengatasi penyakit tanaman sawit, diperlukan langkah-langkah yang tepat seperti penggunaan varietas sawit yang tahan penyakit, menjaga sanitasi kebun dengan membersihkan bahan organik yang telah jatuh ke tanah, serta melakukan pengendalian hama dan penyakit secara teratur.

Beberapa cara untuk mengatasi penyakit pada tanaman sawit adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan varietas tahan penyakit: Pilih varietas sawit yang tahan penyakit. Beberapa varietas sawit yang tahan penyakit adalah pisifera, tenera, dan dura.

2. Praktik sanitasi yang baik: Jaga kebersihan kebun dengan cara membersihkan bahan organik yang telah jatuh ke tanah. Bahan organik yang telah membusuk dapat menjadi tempat hidup bagi jamur dan bakteri penyebab penyakit.

3. Pengendalian hama dan penyakit: Lakukan pengendalian hama dan penyakit secara teratur dengan menggunakan pestisida atau fungisida yang tepat. Pastikan penggunaan pestisida atau fungisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan jangan menggunakannya secara berlebihan.

4. Pemupukan yang tepat: Berikan pupuk secara teratur dengan dosis yang tepat. Pupuk yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan tanaman dapat membantu meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit.

5. Pengelolaan air: Pengelolaan air yang tepat juga dapat membantu menghindari terjadinya penyakit pada tanaman sawit. Pastikan tanah tidak tergenang air dan memberikan irigasi yang cukup untuk tanaman sawit.

6. Pemangkasan: Lakukan pemangkasan terhadap tanaman sawit yang terinfeksi penyakit. Potong bagian tanaman yang terinfeksi sampai ke bagian yang sehat dan pastikan alat pemotong yang digunakan dalam keadaan steril.

7. Penggunaan agen hayati: Agen hayati seperti bakteri, jamur, dan cendawan yang menguntungkan dapat digunakan untuk membantu mengatasi penyakit pada tanaman sawit. Agen hayati ini bekerja dengan cara memperkuat sistem pertahanan tanaman sehingga lebih tahan terhadap penyakit.

Penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit sawit secara teratur dan konsisten untuk menjaga kesehatan tanaman dan memperoleh hasil panen yang optimal.